Rabu, 22 Februari 2017

Pahami Jenis-Jenis Alergi Pada Bayi



Aktualisme - Alergi pada anak dapat menyebabkan insomnia, Kemungkinan ini ada hubungannya dengan alergi makanan yang dimiliki Si Kecil. Gangguan pola tidur tersebut bisa menimbulkan gangguan dalam berbagai fungsi sosial, pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk gangguan pada fungsi lainnya. Insomnia sendiri adalah gangguan untuk memulai tidur dan mempertahankan tidur yang baik.
Anak atau bayi yang sulit tidur, bisa saja karena dia menderita intoleransi zat makanan tertentu. Untuk bayi yang masih di usia ASI eksklusif, zat allergen masuk melalui ASI Anda. Ini tidak berarti bayi alergi terhadap ASI, karena tidak ada bayi yang alergi ASI, melainkan dia alergi terhadap sesuatu zat yang ada di dalam ASI dan zat itu bisa ada karena pola makan dan minum ibunya.

Satu penelitian di sebuah klinik tidur di Inggris menemukan, 12 persen bayi berusia 13 bulan yang mengalami gangguan tidur, ternyata mengalami intoleransi susu sapi. 

Jika Anda atau pasangan Anda menderita alergi seperti eksim, asma atau demam, atau jika ada riwayat keluarga alergi, ada kemungkinan risiko bayi Anda menderita hal yang sama akan meningkat. Cara terbaik untuk melindungi bayi Anda dari alergi adalah dengan memberikan ASI secara eksklusif selama enam bulan pertama. Jika Anda memberikan sufor dan menduga bayi Anda menderita alergi, berkonsultasilah dengan dokter anak langganan. Mungkin dokter akan merekomendasikan susu formula antialergi.

Alergi pada bayi dan anak-anak dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk sakit perut, mual, muntah dan refluks, mengi dan hambatan pernapasan, dermatitis, eksim, dan berbagai ruam.Hal-hal inilah yang diduga dapat menganggu kenyenyakan tidur mereka.

Menurut Prof. DR. Dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), M.Kes, Ketua Unit Kerja Koordinasi Alergi Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, dari tahun ke tahun, angka kejadian penyakit alergi semakin meningkat. 

“Penyakit alergi seperti asma, rhinitis alergi, alergi makanan, dan dermatitis atopi diderita oleh 30-40% dari total populasi di seluruh dunia,” ujar dr Budi, Kamis (16/02/2017)

Dia menyebutkan World Health Organization (WHO) memprediksi prevalensi asma akan mencapai 400 juta orang pada tahun 2025. Sementara sekitar 50%nya diperkirakan menderita alergi makanan. World Allergy Organization (WAO) memperkirakan 1,9-4,9% anak-anak di dunia menderita alergi protein susu sapi (CMA) . 

Penyakit yang timbul akibat alergi bisa ditangani secara medis, namun karena tidak dikenali sebagai gejala alergi, maka keluhan penyakit tetap ada dan mengganggu. Karena itu perlu ada kajian seperti memberi penyuluhan kepada para orangtua yang memilki bayi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar